Selasa, 05 Januari 2016

Polusi Udara Akibat Industri Logam

 Latar Belakang
                Meningkatnya laju pertumbuhan industri sangat  diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat. Disisi lain peningkatan industrialisasi ini akan selalu diikuti dengan meningkatnya tingkat pencemaran yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungannya. 
                Namun demikian, industrialisasi merupakan salah satu tuntunan yang tidak dapat dihindari lagi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga kita tidak seharusnya berpikir untuk menghambat pertumbuhan industri.
Timbulnya dampak negatif dari industrialisasi ini harus disikapi secara bijaksana, dengan melakukan upaya pencegahan.

Industri  Logam
                Industri pengecoran logam yang terletak di Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa  Tengah menghasilkan  produk utamanya berupa besi tuang, seperti produk rumah pompa, lampu seni penerang jalan, meja-kursi antik, komponen mesin kendaraan, blok kanvas rem kereta serta produk alat-alat berat.
                Bertolak belakang dengan banyaknya permintaan, sebagian industri masih menggunakan teknologi konvensional. Dengan demikian, tidak dapat dihindari bahwa dari proses produksinya akan banyak dihasilkan bahan-bahan pencemar lingungan. Salah satunya dapat menimbulkan pencemaran udara di sekitar wilayah industri ini.

Pencemaran gas Nitrogen dioksida
                Nitrogen oksida (Nox) adalah salah satu jenis bahan pencemar udara, di samping bahan pencemaran udara lainnya seperti debu, NH3, Pb, CO, SO2 dan lain lain. Baik secara sendiri atau bersamaan dapat menimbulkan gangguan pada manusia, hewan dan tumbuhan serta benda-benda lainnya.
                Di dalam atmosfer, NOx merupakan suatu kelompok gas yang sangat sedikit jumlahnya. NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau,sebaliknya NO2 berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam.
                Reaksi pembentukan gas Nox dalam atmosfer sangat dipengaruhi oleh faktor temperatur. Berkaitan dengan itu, proses pembakaran di industri logam tentu menjadi produsen Nox dalam jumlah besar.

Dampak Pencemaran Udara
                Dampak langsung pencemaran udara ini adalah terjadinya hujan asam. Disamping itu, polusi  Nox ini dapat berdampak pada kesehatan manusia.

Solusi
                Berdasarkan data yang diperoleh, memberikan gambaran bahwa aktivitas pengecoran logam di  Ceper belum berdampak langsung terhadap tingkat pencemaran NO2 di wilayah sekitarnya. Namun upaya pengontrolan pencemaran NOx yaitu upaya modifikasi pembakaran dan menghilangkan NOx dari gas buang.


Pencemaran Air dan Sifat Air Tercemar


Pencemaran Air dan Sifat Air Tercemar
Apakah yang dimaksud pencemaran air?
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat ke dalam air yang mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat menganggu atau membahayakan kesehatan masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 173/Menkes/VII/77).
Kemudian secara spesifik pencemaran air didefinisikan sebagai penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya.
Aktivitas-aktivitas manusia yang berpotensi mencemari air antara lain seperti berikut:

1.            Membiarkan sampah yang tidak diolah terlebih dahulu dibuang ke sungai dan laut, termasuk kotoran manusia yang dibuang ke selokan, sungai, atau danau. Sampah tersebut secara langsung akan mencemari air sungai dan air laut.

2.            Membuang kaleng, botol, plastik, dan ban bekas, ke selokan, sungai, atau laut. Kaleng, botol, plastik dan ban bekas adalah sampah yang tidak dapat teruraikan, sehingga bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan terhadap air yang berujung pada banjir.


3.            Membiarkan pupuk dan pestisida tercuci ke sungai dan danau. Sisa bahan insektisida dapat sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah. Dimana nantinya hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya.  Bahan insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme. Kalau pun bisa, akan berlangsung dalam waktu yang lama.

4.            Membuang oli atau pelumas mobil atau kapal bekas di dekat sungai atau selokan.


5.            Membuang air panas ke sungai setelah digunakan untuk proses pendinginan di pabrik.

6.            Membuang sampah radioaktif ke laut. Tidak menutup kemungkinan adanya pembuangan sisa zat radioaktif ke air lingkungan, terjadi secara langsung. Adanya zat radioaktif dalam air lingkungan jelas sangat membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan biologis baik melalui efek langsung atau tidak langsung.
7.            Membiarkan bahan kimia atau pupuk di tempat terbuka, sehingga air hujan dapat menghanyutkan ke sungai.

Kategori Pencemaran Air
Menurut Solihin dan Darsati (1993) pencemaran air dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu:
1.      Pencemaran Fisik
Air yang mengalami pencemaran fisik dapat di lihat dari bau, rasa, kekeruhan, dan warna.

Bau
Bau pada air dapat disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan, ataupun disebabkan adanya proses penguraian senyawa organik oleh bakteri. Pada peristiwa penguraian senyawa organik yang dilakukan oleh bakteri tersebut dihasilkan gas-gas berbau menyengat dan bahkan ada yang beracun seperti  H2S, NH3, dan gas-gas lainnya.

Rasa
Rasa pada air dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yaitu adanya gas terlarut misalnya H2S, organisme hidup misalnya ganggang, adanya limbah padat dan limbah cair misalnya hasil buangan dari rumah tangga, adanya organisme pembusuk limbah, dan kemungkinan adanya sisa-sisa bahan yang digunakan  untuk disinfeksi misalnya klor. Timbulnya rasa pada air minum biasanya berkaitan erat dengan bau pada air tersebut.

Kekeruhan
Kekeruhan adalah efek optik yang terjadi jika sinar membentuk material tersuspensi di dalam air. Kekeruhan air terjadi karena adanya partikel hidup atau mati, berukuran besar ataupun berukuran kecil yang berada di dalam air, misalnya ganggang pada air waduk, atau lumpur yang terbawa pada air tanah saat turun hujan.

Warna                                                               
Warna pada air sebenarnya terdiri dari warna asli dan warna tampak. Warna asli  atau true color adalah warna yang hanya di sebabkan oleh subtensi terlarut. Warna yang tampak atau apparentcolor adalah mencakup warna subtansi yang terlarut berikut zat tersuspensi di dalam air tersebut. Warna air dapat ditimbulkan oleh ion besi, manfan, humus, biota air, plankton, dan limbah industri.

2.      Pencemaran Kimia
Pecemaran kimia ada dua kelompok yaitu zat kimia anorganik dan zat kimia organik. Kedua zat tersebut ditekan volume dan konsentrasinya sampai batas limit, sehingga kalaupun terpaksa masih ada di dalam air, tidak membahayakan bagi pengguna air minum. Keberadaan kompenen pencemar kimia tersebut diukur atas tingkat toksiditasnya terhadap kesehatan manusia. Pencemar atau polutan yang termasuk bahan berbahaya dan beracun yang dikenal singkatan B3, yaitu merkuri , timah hitam, tembaga, kadnium, dan senyawa kimia nitrit, phenol, detergen, serta elemen-elemen radioaktif.

3.      Pencemaran Biologis
Pencemaran biologis pada air terdiri atas bakteri, virus, algae protozoa, dan kapang.

Sifat-sifat air tercemar

Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya:
  1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
  2. Suhu
  3. Warna, bau dan rasa
  4. Jumlah padatan
  5. Nilai BOD/COD
  6. Pencemaran mikroorganisme patogen
  7. Kandungan minyak
  8. Kandungan logam berat
  9. Kandungan bahan radioaktif



Dampak Pencemaran Air
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu  kehidupan dalam air dapat terganggu dengan  mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air  akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.

Mengatasi Pencemaran Air
Mengatasi pencemaran air sudah banyak dilakukan. Namun belum ada yang efektif mengatasi masalah ini.   Pencemaran air ini berakibat buruk bagi manusia maupun alam sekitar, termasuk tanaman dan hewan yang hidup di air karena habitatnya tercemar oleh limbah. Pada manusia sendiri dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gatal-gatal, kanker kulit, dan lain sebagainya.
 Untuk itu permasalah ini harus segera diatasi dengan cara berikut ini :

1.      Mempertahankan sumber-sumber air bersih yang belum tercemar.
Sumber air yang masih bersih hendaknya tetap dipertahankan kebersihannya. Jangan sampai ikut tercemar, karena jika sudah tercemar akan sulit membersihkannya.

2.       Menanam tanaman-tanaman berkayu tebal.
Tanaman-tanaman yang berkayu tebal adalah tanaman yang dapat menyerap air dengan baik. Dengan begitu, persediaan air tanah mencukupi dan sumber air bersih dapat terjaga.

3.      Tidak membuang sampah ke sungai.
Jika sampah yang dibuang dari satu rumah tangga masuk ke sungai saja sudah mengotori sungai. Bagaimana halnya jika setiap rumah tangga yang ada di Indonesia membuang sampah rumah tangga mereka ke sungai. Sungai menjadi sangat kotor dan tercemar. Pendangkalan sungai pun terjadi yang akhirnya dapat menyebabkan banjir.

4.      Mendaur ulang semua sampah yang bisa didaur ulang.

5.      Penyuluhan pembuangan limbah industri.


Industri-industri yang mengeluarkan limbah cair hendaknya diberi penyuluhan agar mereka melakukan pengolahan limbah sebelum dibuang ke sungai. Ini perlu pengawasan ketat dari pemerintah karena sampai saat ini, masih banyak Industri-industri yang membuang limbah cairnya begitu saja ke sungai. Mereka tidak menghiraukan dampak yang akan timbul pada masyarakat yang hidup di area tersebut.

6.      Penyuluhan bagi pengguna transportasi laut.
Bagi masyarakat pengguna transportasi lautan hendaknya diberikan penyuluhan agar memastikan kendaraan mereka tidak bocor agar tidak mencemari air laut.

7.      Peraturan yang tegas kepada para pengusaha minyak.
Peraturan tersebut dibuat agar tidak membuat kilang minyak dekat pemukiman penduduk.

Supply Chain Teh Botol Sosro

Penulis : Aditya Priyambodo dan Yandra Rahardian Perdana
Tahun penerbit :  2011
sumber :http://journal.uin-suka.ac.id/media/artikel/INT140101-Jurnal%20Inovasi%20Industri%20Vol%201%20No.%202-4.pdf

Peran jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital terhadap produk-produk yang beredar di pasaran. Jaringan distribusi dan transportasi memungkinkan produk pindah dari lokasi produksi ke lokasi konsumen akhir. Yang seringkali dibatasi jarak yang sangat jauh. Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dengan jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan kesuksesan sebuah produk. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola jaringan distribusi merupakan salah satu keunggulan kompetitif yang sangat penting untuk industri

Supply Chain Management adalah manajemen yang mengenai arus barang sejak dari sumber yang paling hulu sampai hilir akhir yaitu konsumen. Tujuan utama adanya supply chain management adalah penyerahan atau pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh rantai pasokan, mengurangi waktu penyampaian, dan memuaskan kegiatan perencanaan dan distribusi. 

Metode Penelitian

Sumber Data

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui system supply chain management sirkulasi botol produk the botol sosro terkait pengiriman produk jadi dan penarikan botol kosong kembali ke pabrik.

  • Analisis Data
Beberapa ukuran yang digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah
  1. Tingkat perputaran persediaan
  2. Inventory days of supply adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki
  3. Fill rate adalah presentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan

Hasil penelitian

Sistem Informasi Manajemen

Supply Chain Management merupakan salahsatu proses yang krusia dimana arus pertukaran bahan baku, informasi serta keuangan antar perusahaan terjadi. Konsep kerjasama ini kemudian berkembang menjadi E-SCM dengan menggunakan internet , intranet maupun ektranet sebagai media komunikasi online dan real time.

Proses Produksi
Proses produksi di PT. Sinar Sosro, Ungaran dalam pembuatan Tbs secara umum dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
  • Proses pengolahan air (di Unit Water Treatment)
  • Proses pembuatahn teh cair manis (di unit Kitchen)
  • Proses pembotolan (di unit Bottling Line)
Bahan baku pembuatan teh cair manis adalah teh kering, gula industry dan air baku. Air baku adalah air yang telah mengalami beberapa tahap proses pengolahan di unit Water Treatment.
Proses di Water Treatment
Untuk kebutuhan air di peroleh dari sumur bawah tanah PT. Sinar Sosro , Ungaran  dan dipakai proses produksi secara bergantian 4 jam sekali .
 Proses di unit Kitchen
Tahapan proses pembuatan TCM adalah pembuatan sirup gula, pembuatan teh cair pahit , pencampuran TCP dengan sirup gula.
Proses di unit Bottling Line
Pada proses ini botol yang sudah tidak bisa dipakai lagi diberi label “rejected” yang nantinya akan dimusnahkan, sedangkan botol yang masih bisa digunakan dilakukan pembersihan ulang.

Botol-botol yang masuk dalam proses pembotolan diklasifikasikan menjadi 3 macam, antara lain:
1.Botol dari konsumen, yakni botol yang diperoleh dari tempat pemasaran dan dikembalikan ke pabrik untuk diproses dan digunakan kembali.
2.Botol dari pencucian manual, meliputi botol non-standar yang tidak dapat dibersihkan dengan mesin bottle washer.
3.Botol baru. Pembelian botol baru dari supplier dilakukan setahun sekali dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Sirkulasi penanganan botol digudang PIPB
  1. Peneriman PB
  2. Penyimpanan PB
  3. Pemakaian PB untuk produksi
  4. Proses Produksi
  5. Penyimpanan PI
  6. Pengeluaran PI
  7. Penghancuran botol
Reverse Logistic
Reverse logistic merupakan aliran balik material komponen dan produk menuju ke hulu rantai pasokan. Reverse logistic juga merupakan aktivitas yang spesifik, memerlukan keahlian dan bukan kompetensi inti mayoritas perusahaan.  Reverse logistic sebagai aktivitas untuk merencanakan, mengaplikasikan, mengendalikan proses agar tercapai efisiensi terkait dengan arus material sampai produk jadi.  Aktivitas utamanya adalah mengumpulkan produk yang akan diperbaharui dan melakukan redistribusi material baru yang dihasilkan.

Senin, 04 Januari 2016

Upaya Mewujudkan Sustainable Manufacturing

Upaya Mewujudkan Sustainable Manufacturing

Jurnal 1 (MODEL PEMILIHAN INDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF YANG RAMAH LINGKUNGAN)
Penulis : Triwulandari S. Dewayana, Dedy Sugiarto, Dorina Hetharia
Tahun terbit: 2013

Jurnal 2 ( IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITY UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH)
Penulis: Suhartini, ST, MT
Tahun Terbit: 2012

Berikut ini ringkasan dari dua jurnal di atas:
United Nations Industrial Development Organization menyebutkan bahwa green industry harus menjadi komitmen bagi setiap industri untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan yang timbul akibat proses produksi.  Adapun industri yang dapat menerapkan green industry adalah industri yang bergerak di sektor  environtmental good dan jasa, yakni : industri pendaur ulang, pengolah limbah, konsultan lingkungan, industry manufaktur  dan lain-lain. 
Hidayat (Media Industri Edisi 4 2011) menyatakan bahwa peningkatan efisiensi dan daya saing merupakan salah satu cara untuk mencapai target pertumbuhan industri.  Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pemilihan industry komponen otomotif yang ramah lingkungan.  Perancangan model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan merupakan bagian dari penelitian dalam rangka memformulasikan strategi pengembangan industri yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing. Yang dimaksud dengan industri ramah lingkungan adalah industri yang memenuhi kriteria sebagai green industry. 
Green industry merupakan industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan dan efektivitas penggunaan sumber daya secara kontinuitas sehingga dapat menyelaraskan pembangunan industri yang diharapkan. 
Berikut adalah uraian tentang implementasi dari green industry (Kemenprin 2013):
green industry diterapkan melalui konsep produksi bersih (cleaner production) yang merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi sebagai suatu strategi pengelolaan lingkungan yang prefentif, terpadu dan diterapkan terus-menerus. Penerapannya dilakukan melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (penguraian limbah pada sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), Recycle (daur ulang limbah), dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energy dari suatu limbah).
Produksi bersih bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan serta melakukan upaya meningkatkan efesiensi pengunaan bahan baku, bahan penunjang, dan energy di seluruh tahap proses produksi.
Berdasarkan bobot factor yang diperoleh, model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan lebih memprioritaskan faktor pengelolaan limbah dengan bobot sebesar 0,6370.  Pada faktor ini, penurunan emisi CO2 merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0,6480. Prioritas selanjutnya adalah pada faktor proses produksi dengan bobot faktor sebesar 0,3860.
Sub kriteria dari kriteria teknologi proses, bobot terbesar adalah penerapan Reduce, Reuse, recycle (3R) yaitu sebesar 0,7172. Oleh karena itu upaya penurunan emisi CO2 dan penerapan 3R akan menjadi indikator bagi industri komponen otomotif agar dapat dikategorikan industry ramah lingkungan.
Pada industri kerajinan batik (Kampoeng Batik) dikenal istilah green productivity yakni strategi untuk meningkatkan produktivitas bisnis dan kinerja lingkungan pada saat yang bersamaan dalam mengembangkan sosial ekonomi secara keseluruhan (APO, 2003).  Green productivity adalah bagian dari upaya peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan dalam rangka menghadapi isu global tentang suistainable development.
Green productivity menggunakan konsep hasil penggabungan dua hal penting yaitu perbaikan produktivitas dan perlindungan lingkungan.
Dengan menganalisis proses input dan output , green productivity dapat menghasilkan perubahan yang signifikan dalam proses peningkatan produktivitas.  Selain melestarikan lingkungan, kita juga dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini juga diharapkan bisa menciptakan sustainable development
Dari hasil  perhitungan yang dilakukan diketahui bahwa tingkat produktivitas Kampoeng Batik untuk tahun 2011 adalah 104,6 % dengan tingkat produktivitas sebelumnya sebesar 103,3 %. Jadi dapat diketahui setelah dilaksanakan penanganan limbah cair di Kampoeng Batik maka  produktivitas meningkat sebesar 1,3% dari sebelumnya.

Kesimpulan :


Jika pada jurnal pertama fokus kepada penurunan emisi CO2 pada industri otomotif maka pada jurnal kedua lebih fokus pada limbah lingkungan. Namun pada dasar nya kedua jurnal tersebut memiliki kesamaan tujuan yaitu untuk meningkatkan produktivitas dan  melestarikan lingkungan demi mencapai sustainable manufacturing.