Rabu, 13 Januari 2016
Selasa, 05 Januari 2016
Polusi Udara Akibat Industri Logam
Latar Belakang
Meningkatnya
laju pertumbuhan industri sangat
diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Disisi lain peningkatan industrialisasi ini akan selalu diikuti dengan
meningkatnya tingkat pencemaran yang mengakibatkan turunnya kualitas
lingkungannya.
Namun
demikian, industrialisasi merupakan salah satu tuntunan yang tidak dapat
dihindari lagi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga kita
tidak seharusnya berpikir untuk menghambat pertumbuhan industri.
Timbulnya dampak negatif dari industrialisasi ini
harus disikapi secara bijaksana, dengan melakukan upaya pencegahan.
Industri Logam
Industri
pengecoran logam yang terletak di Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menghasilkan produk utamanya berupa besi tuang, seperti produk
rumah pompa, lampu seni penerang jalan, meja-kursi antik, komponen mesin
kendaraan, blok kanvas rem kereta serta produk alat-alat berat.
Bertolak
belakang dengan banyaknya permintaan, sebagian industri masih menggunakan
teknologi konvensional. Dengan demikian, tidak dapat dihindari bahwa dari
proses produksinya akan banyak dihasilkan bahan-bahan pencemar lingungan. Salah
satunya dapat menimbulkan pencemaran udara di sekitar wilayah industri ini.
Pencemaran gas Nitrogen dioksida
Nitrogen
oksida (Nox) adalah salah satu jenis bahan pencemar udara, di samping bahan
pencemaran udara lainnya seperti debu, NH3, Pb, CO, SO2 dan lain lain. Baik
secara sendiri atau bersamaan dapat menimbulkan gangguan pada manusia, hewan
dan tumbuhan serta benda-benda lainnya.
Di
dalam atmosfer, NOx merupakan suatu kelompok gas yang sangat sedikit jumlahnya.
NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau,sebaliknya NO2 berwarna
coklat kemerahan dan berbau tajam.
Reaksi
pembentukan gas Nox dalam atmosfer sangat dipengaruhi oleh faktor temperatur.
Berkaitan dengan itu, proses pembakaran di industri logam tentu menjadi
produsen Nox dalam jumlah besar.
Dampak Pencemaran Udara
Dampak
langsung pencemaran udara ini adalah terjadinya hujan asam. Disamping itu,
polusi Nox ini dapat berdampak pada
kesehatan manusia.
Solusi
Berdasarkan
data yang diperoleh, memberikan gambaran bahwa aktivitas pengecoran logam
di Ceper belum berdampak langsung
terhadap tingkat pencemaran NO2 di wilayah sekitarnya. Namun upaya pengontrolan
pencemaran NOx yaitu upaya modifikasi pembakaran dan menghilangkan NOx dari gas
buang.
Pencemaran Air dan Sifat Air Tercemar
Pencemaran
Air dan Sifat Air Tercemar
Apakah yang dimaksud pencemaran
air?
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat ke dalam air yang
mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat menganggu
atau membahayakan kesehatan masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan RI no.
173/Menkes/VII/77).
Kemudian secara spesifik pencemaran air didefinisikan sebagai penyimpangan sifat-sifat air dari
keadaan normal, bukan dari kemurniannya.
Aktivitas-aktivitas
manusia yang berpotensi mencemari air antara lain seperti berikut:
1.
Membiarkan sampah yang
tidak diolah terlebih dahulu dibuang ke sungai dan laut, termasuk kotoran
manusia yang dibuang ke selokan, sungai, atau danau. Sampah tersebut secara
langsung akan mencemari air sungai dan air laut.
2.
Membuang kaleng,
botol, plastik, dan ban bekas, ke selokan, sungai, atau laut. Kaleng, botol,
plastik dan ban bekas adalah sampah yang tidak dapat teruraikan, sehingga bisa
menyebabkan terjadinya penyumbatan terhadap air yang berujung pada banjir.
3.
Membiarkan pupuk dan
pestisida tercuci ke sungai dan danau. Sisa bahan insektisida dapat sampai ke
air lingkungan melalui pengairan sawah. Dimana nantinya hujan yang jatuh pada
daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya. Bahan insektisida dalam air sulit untuk
dipecah oleh mikroorganisme. Kalau pun bisa, akan berlangsung dalam waktu yang
lama.
4.
Membuang oli atau
pelumas mobil atau kapal bekas di dekat sungai atau selokan.
5.
Membuang air panas ke
sungai setelah digunakan untuk proses pendinginan di pabrik.
6.
Membuang sampah radioaktif
ke laut. Tidak menutup kemungkinan adanya pembuangan sisa zat radioaktif ke air
lingkungan, terjadi secara langsung. Adanya zat radioaktif dalam air lingkungan
jelas sangat membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Zat radioaktif dapat
menimbulkan kerusakan biologis baik melalui efek langsung atau tidak langsung.
7.
Membiarkan bahan kimia
atau pupuk di tempat terbuka, sehingga air hujan dapat menghanyutkan ke sungai.
Kategori Pencemaran Air
Menurut Solihin dan Darsati (1993) pencemaran air dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe yaitu:
1.
Pencemaran Fisik
Air yang mengalami pencemaran fisik dapat di lihat dari bau,
rasa, kekeruhan, dan warna.
Bau
Bau pada air dapat disebabkan oleh benda asing yang masuk ke
dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan, ataupun disebabkan adanya
proses penguraian senyawa organik oleh bakteri. Pada peristiwa penguraian
senyawa organik yang dilakukan oleh bakteri tersebut dihasilkan gas-gas berbau
menyengat dan bahkan ada yang beracun seperti H2S, NH3, dan gas-gas
lainnya.
Rasa
Rasa pada air dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yaitu adanya
gas terlarut misalnya H2S, organisme hidup misalnya ganggang, adanya limbah
padat dan limbah cair misalnya hasil buangan dari rumah tangga, adanya
organisme pembusuk limbah, dan kemungkinan adanya sisa-sisa bahan yang
digunakan untuk disinfeksi misalnya klor. Timbulnya rasa pada air
minum biasanya berkaitan erat dengan bau pada air tersebut.
Kekeruhan
Kekeruhan adalah efek optik yang terjadi jika sinar membentuk material
tersuspensi di dalam air. Kekeruhan air terjadi karena adanya partikel hidup
atau mati, berukuran besar ataupun berukuran kecil yang berada di dalam air,
misalnya ganggang pada air waduk, atau lumpur yang terbawa pada air tanah saat
turun hujan.
Warna
Warna pada air sebenarnya terdiri dari warna asli dan warna tampak.
Warna asli atau true color adalah warna yang hanya
di sebabkan oleh subtensi terlarut. Warna yang tampak atau apparentcolor adalah
mencakup warna subtansi yang terlarut berikut zat tersuspensi di dalam air
tersebut. Warna air dapat ditimbulkan oleh ion besi, manfan, humus, biota air,
plankton, dan limbah industri.
2.
Pencemaran Kimia
Pecemaran kimia ada dua kelompok yaitu zat kimia anorganik dan
zat kimia organik. Kedua zat tersebut ditekan volume dan konsentrasinya sampai
batas limit, sehingga kalaupun terpaksa masih ada di dalam air, tidak
membahayakan bagi pengguna air minum. Keberadaan kompenen pencemar kimia
tersebut diukur atas tingkat toksiditasnya terhadap kesehatan manusia. Pencemar
atau polutan yang termasuk bahan berbahaya dan beracun yang dikenal singkatan
B3, yaitu merkuri , timah hitam, tembaga, kadnium, dan senyawa kimia nitrit,
phenol, detergen, serta elemen-elemen radioaktif.
3.
Pencemaran Biologis
Pencemaran biologis pada air terdiri atas bakteri, virus, algae
protozoa, dan kapang.
Sifat-sifat air tercemar
Sifat-sifat air yang
umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya:
- Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
- Suhu
- Warna, bau dan rasa
- Jumlah padatan
- Nilai BOD/COD
- Pencemaran mikroorganisme patogen
- Kandungan minyak
- Kandungan logam berat
- Kandungan bahan radioaktif
Dampak Pencemaran Air
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam
bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah
menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan
udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan
suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian
diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya
menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu kehidupan dalam air dapat terganggu
dengan mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena
oksigen yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi
aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.
Mengatasi Pencemaran Air
Mengatasi
pencemaran air sudah banyak
dilakukan. Namun belum ada yang efektif mengatasi masalah ini. Pencemaran
air ini berakibat buruk bagi manusia
maupun alam sekitar, termasuk tanaman dan hewan
yang hidup di air karena habitatnya tercemar oleh limbah. Pada manusia sendiri
dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gatal-gatal, kanker kulit, dan lain sebagainya.
Untuk itu permasalah ini harus segera diatasi
dengan cara berikut ini :
1.
Mempertahankan
sumber-sumber air bersih yang belum tercemar.
Sumber air yang masih
bersih hendaknya tetap dipertahankan kebersihannya. Jangan sampai ikut
tercemar, karena jika sudah tercemar akan sulit membersihkannya.
2.
Menanam
tanaman-tanaman berkayu tebal.
Tanaman-tanaman yang
berkayu tebal adalah tanaman yang dapat menyerap air dengan baik. Dengan begitu,
persediaan air tanah mencukupi dan sumber air bersih dapat terjaga.
3.
Tidak membuang sampah
ke sungai.
Jika sampah yang
dibuang dari satu rumah tangga masuk ke sungai saja sudah mengotori sungai.
Bagaimana halnya jika setiap rumah tangga yang ada di Indonesia membuang sampah
rumah tangga mereka ke sungai. Sungai menjadi sangat kotor dan tercemar.
Pendangkalan sungai pun terjadi yang akhirnya dapat menyebabkan banjir.
4.
Mendaur ulang semua
sampah yang bisa didaur ulang.
5.
Penyuluhan pembuangan
limbah industri.
Industri-industri yang mengeluarkan limbah cair hendaknya diberi
penyuluhan agar mereka melakukan pengolahan limbah sebelum dibuang ke
sungai. Ini perlu pengawasan ketat dari pemerintah karena sampai saat ini, masih banyak Industri-industri
yang membuang limbah cairnya begitu saja ke sungai. Mereka tidak menghiraukan
dampak yang akan timbul pada masyarakat yang hidup di area tersebut.
6.
Penyuluhan bagi
pengguna transportasi laut.
Bagi masyarakat
pengguna transportasi lautan
hendaknya diberikan penyuluhan agar memastikan kendaraan mereka tidak bocor
agar tidak mencemari air laut.
7.
Peraturan yang tegas
kepada para pengusaha minyak.
Peraturan tersebut dibuat agar tidak membuat kilang minyak dekat
pemukiman penduduk.
Supply Chain Teh Botol Sosro
Penulis : Aditya Priyambodo dan Yandra Rahardian Perdana
Tahun penerbit : 2011
sumber :http://journal.uin-suka.ac.id/media/artikel/INT140101-Jurnal%20Inovasi%20Industri%20Vol%201%20No.%202-4.pdf
Peran jaringan distribusi dan
transportasi sangatlah vital terhadap produk-produk yang beredar di pasaran.
Jaringan distribusi dan transportasi memungkinkan produk pindah dari lokasi
produksi ke lokasi konsumen akhir. Yang seringkali dibatasi jarak yang sangat
jauh. Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dengan
jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan kesuksesan
sebuah produk. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola jaringan distribusi
merupakan salah satu keunggulan kompetitif yang sangat penting untuk industri
Supply Chain Management adalah
manajemen yang mengenai arus barang sejak dari sumber yang paling hulu sampai
hilir akhir yaitu konsumen. Tujuan utama adanya supply chain management adalah
penyerahan atau pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan pelanggan,
mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh rantai pasokan,
mengurangi waktu penyampaian, dan memuaskan kegiatan perencanaan dan
distribusi.
Metode Penelitian
Sumber Data
Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui system supply chain management sirkulasi botol produk the botol
sosro terkait pengiriman produk jadi dan penarikan botol kosong kembali ke
pabrik.
- Analisis Data
Beberapa ukuran yang digunakan
untuk memonitor kinerja persediaan adalah
- Tingkat perputaran persediaan
- Inventory days of supply adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki
- Fill rate adalah presentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan
Hasil penelitian
Sistem Informasi Manajemen
Supply Chain Management merupakan
salahsatu proses yang krusia dimana arus pertukaran bahan baku, informasi serta
keuangan antar perusahaan terjadi. Konsep kerjasama ini kemudian berkembang
menjadi E-SCM dengan menggunakan internet , intranet maupun ektranet sebagai
media komunikasi online dan real time.
Proses Produksi
Proses produksi di PT. Sinar
Sosro, Ungaran dalam pembuatan Tbs secara umum dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
- Proses pengolahan air (di Unit Water Treatment)
- Proses pembuatahn teh cair manis (di unit Kitchen)
- Proses pembotolan (di unit Bottling Line)
Proses di Water Treatment
Untuk
kebutuhan air di peroleh dari sumur bawah tanah PT. Sinar Sosro , Ungaran dan dipakai proses produksi secara bergantian
4 jam sekali .
Proses di unit
Kitchen
Tahapan proses
pembuatan TCM adalah pembuatan sirup gula, pembuatan teh cair pahit ,
pencampuran TCP dengan sirup gula.
Proses di unit
Bottling Line
Pada proses
ini botol yang sudah tidak bisa dipakai lagi diberi label “rejected” yang
nantinya akan dimusnahkan, sedangkan botol yang masih bisa digunakan dilakukan
pembersihan ulang.
Botol-botol
yang masuk dalam proses pembotolan diklasifikasikan menjadi 3 macam, antara
lain:
1.Botol
dari konsumen, yakni botol yang diperoleh dari tempat pemasaran dan
dikembalikan ke pabrik untuk diproses dan digunakan kembali.
2.Botol
dari pencucian manual, meliputi botol non-standar yang tidak dapat dibersihkan
dengan mesin bottle washer.
3.Botol
baru. Pembelian botol baru dari supplier dilakukan setahun sekali dan jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Sirkulasi penanganan botol digudang PIPB
- Peneriman PB
- Penyimpanan PB
- Pemakaian PB untuk produksi
- Proses Produksi
- Penyimpanan PI
- Pengeluaran PI
- Penghancuran botol
Reverse logistic
merupakan aliran balik material komponen dan produk menuju ke hulu rantai
pasokan. Reverse logistic
juga merupakan aktivitas yang spesifik, memerlukan keahlian dan bukan
kompetensi inti mayoritas perusahaan. Reverse
logistic sebagai aktivitas untuk merencanakan, mengaplikasikan, mengendalikan
proses agar tercapai efisiensi terkait dengan arus material sampai produk jadi. Aktivitas utamanya adalah mengumpulkan produk
yang akan diperbaharui dan melakukan redistribusi material baru yang dihasilkan.
Senin, 04 Januari 2016
Upaya Mewujudkan Sustainable Manufacturing
Upaya Mewujudkan Sustainable
Manufacturing
Jurnal 1 (MODEL PEMILIHAN
INDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF YANG RAMAH LINGKUNGAN)
Penulis : Triwulandari S.
Dewayana, Dedy Sugiarto, Dorina Hetharia
Tahun terbit: 2013
Jurnal 2 ( IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITY UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH)
Penulis: Suhartini, ST, MT
Tahun Terbit: 2012
Berikut ini ringkasan dari dua
jurnal di atas:
United Nations
Industrial Development Organization menyebutkan
bahwa green industry harus menjadi
komitmen bagi setiap industri untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan yang
timbul akibat proses produksi. Adapun
industri yang dapat menerapkan green industry
adalah industri yang bergerak di sektor environtmental good dan jasa, yakni :
industri pendaur ulang, pengolah limbah, konsultan lingkungan, industry
manufaktur dan lain-lain.
Hidayat (Media
Industri Edisi 4 2011) menyatakan bahwa peningkatan efisiensi dan daya saing
merupakan salah satu cara untuk mencapai target pertumbuhan industri. Penelitian ini bertujuan untuk merancang
model pemilihan industry komponen otomotif yang ramah lingkungan. Perancangan model pemilihan industri komponen
otomotif yang ramah lingkungan merupakan bagian dari penelitian dalam rangka
memformulasikan strategi pengembangan industri yang ramah lingkungan untuk
meningkatkan daya saing. Yang dimaksud dengan industri ramah lingkungan adalah
industri yang memenuhi kriteria sebagai green
industry.
Green
industry merupakan
industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan dan
efektivitas penggunaan sumber daya secara kontinuitas sehingga dapat
menyelaraskan pembangunan industri yang diharapkan.
Berikut adalah uraian tentang
implementasi dari green industry (Kemenprin
2013):
green
industry diterapkan
melalui konsep produksi bersih (cleaner
production) yang merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi sebagai suatu
strategi pengelolaan lingkungan yang prefentif, terpadu dan diterapkan
terus-menerus. Penerapannya dilakukan melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce
(penguraian limbah pada sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), Recycle
(daur ulang limbah), dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energy dari suatu
limbah).
Produksi bersih
bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir terbentuknya limbah atau bahan
pencemar lingkungan serta melakukan upaya meningkatkan efesiensi pengunaan
bahan baku, bahan penunjang, dan energy di seluruh tahap proses produksi.
Berdasarkan bobot
factor yang diperoleh, model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah
lingkungan lebih memprioritaskan faktor pengelolaan limbah dengan bobot sebesar
0,6370. Pada faktor ini, penurunan emisi
CO2 merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0,6480. Prioritas
selanjutnya adalah pada faktor proses produksi dengan bobot faktor sebesar
0,3860.
Sub kriteria dari
kriteria teknologi proses, bobot terbesar adalah penerapan Reduce, Reuse, recycle (3R) yaitu sebesar 0,7172. Oleh karena itu
upaya penurunan emisi CO2 dan penerapan 3R akan menjadi indikator bagi industri
komponen otomotif agar dapat dikategorikan industry ramah lingkungan.
Pada industri kerajinan batik (Kampoeng Batik) dikenal
istilah green productivity yakni strategi
untuk meningkatkan produktivitas bisnis dan kinerja lingkungan pada saat yang
bersamaan dalam mengembangkan sosial ekonomi secara keseluruhan (APO, 2003). Green productivity adalah bagian dari upaya
peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan dalam rangka menghadapi isu
global tentang suistainable development.
Green productivity menggunakan konsep hasil
penggabungan dua hal penting yaitu perbaikan produktivitas dan perlindungan
lingkungan.
Dengan menganalisis
proses input dan output , green
productivity dapat menghasilkan perubahan yang signifikan dalam proses
peningkatan produktivitas. Selain
melestarikan lingkungan, kita juga dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini
juga diharapkan bisa menciptakan sustainable
development.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diketahui bahwa
tingkat produktivitas Kampoeng Batik untuk tahun 2011 adalah 104,6 % dengan
tingkat produktivitas sebelumnya sebesar 103,3 %. Jadi dapat diketahui setelah
dilaksanakan penanganan limbah cair di Kampoeng Batik maka produktivitas meningkat sebesar 1,3% dari
sebelumnya.
Kesimpulan :
Jika pada jurnal pertama fokus
kepada penurunan emisi CO2 pada industri otomotif maka pada jurnal kedua lebih
fokus pada limbah lingkungan. Namun pada dasar nya kedua jurnal tersebut
memiliki kesamaan tujuan yaitu untuk meningkatkan produktivitas dan melestarikan lingkungan demi mencapai sustainable manufacturing.
Langganan:
Postingan (Atom)